Jumat, 28 Januari 2011

Tragedi Mandor

Pada tahun 1943-1944 Kalimantan Barat atau west borneo pernah mengalami masa-masa kelam saat pendudukan jepang melalui serangkaian peristiwa berdarah yang melenyapkan satu generasi intelektual, tokoh-tokoh penting dan kharismatik sampai orang-orang biasa. Tentara pendudukan Jepang melakukan pembantaian masal di Kalbar terhadap kalangan feodal lokal, cerdik pandai, ambtenar, politisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga rakyat jelata, dari berbagai etnik, suku maupun agama.


Peristiwa yang dicatat sebagai sejarah paling kelam dan tragis bagi masyarakat Kalimantan barat meninggalkan kenangan dan luka yang mendalam bagi keluarga-keluarga yang ditinggalkan karena orang-orang yang mereka kasihi direnggut secara paksa dengan cara yang dengan tepat melukiskan betapa fasisnya penjajah jepang waktu itu. Peristiwa yang terjadi pada tahun 1943-1944 dikenal sebagai peristiwa mandor karena lokasinya tepat terletak didaerah mandor yang sekarang masuk dalam wilayah kabupaten landak. Jumlah korban yang sebenarnya tidak pernah terungkap sampai saat ini, namun diperkirakan korban peristiwa tersebut sebanyak 21.037 jiwa dengan target sebanyak 50.000 jiiwa, berdasarkan pengakuan Kiyotada Takahashi seorang turis Jepang yang berkunjung ke Kalbar 2-122 Maret 1977. Ia merupakan mantan opsir Syuutizityo Minseibu yang pernah tinggal di Jalan Zainuddin Pontianak yang saat berkunjung tersebut Takahashi berprofesi sebagai Presiden Direktur perusahaan Marutaka House Kogyo Co Ltd.

Menurut informasi dari bukti sejarah yang masih tersisa yaitu Surat Kabar Borneo Sinbun terbitan 1 Juli 1944, disebutkan ada sekitar 48 tokoh-tokoh yang disebut sebagai kepala-kepala komplotan yang sedang mempersiapkan rencana untuk menggerakkan perlawanan bawah tanah terhadap pasukan Jepang yang ada di Kalimantan Barat. Pada tanggal 28 Juni 1944, kesemua tokoh-tokoh tersebut beserta sanak keluarganya ikut dibawa ke suatu tempat yang sampai saat ini belum diketahui persis dimana dan dihukum mati dengan ditembak. lengkap dengan keterangan umur, suku, jabatan atau pekerjaan. Mereka adalah JE Pattiasina, Syarif Muhammad Alkadri, Pangeran Adipati, Pangeran Agung, Ng Nyiap Soen, Lumban Pea, dr Rubini, Kei Liang Kie, Ng Nyiap Kan, Panangian Harahap, Noto Soedjono, FJ Loway Paath, CW Octavianus Lucas, Ong Tjoe Kie, Oeray Alioeddin, Gusti Saoenan, Mohammad Ibrahim Tsafioeddin, Sawon Wongso Atmodjo, Abdul Samad, dr Soenaryo Martowardoyo, M Yatim, Rd Mas Soediyono, Nasaruddin, Soedarmadi, Tamboenan, Thji Boen Khe, Nasroen St Pangeran, E Londok Kawengian, WFM Tewu, Wagimin bin Wonsosemito, Ng Loeng Khoi, Theng Swa Teng, dr RM Ahmad Diponegoro, dr Ismail, Ahmad Maidin, Amaliah Rubini (istri dr Rubini), Nurlela Panangian Harahap (istri Panangian), Tengkoe Idris, Goesti Mesir, Syarif Saleh, Gusti A Hamid, Ade M Arief, Goesti M Kelip, Goesti Djafar, Rd Abdulbahri Danoeperdana, M Taoefik, AFP Lantang, dan Rd Nalaprana. (sumber : Catatan Syafaruddin Usman MHD dalam Harian Equator).
Nama-nama tersebut hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan korban yang mati secara tragis karena diculik dari rumah mereka kemudian dibantai oleh tentara jepang dilokasi yang sekarang ditandai dengan dibangun sebuah monument yang dihiasi relief-relief untuk menggambarkan bagaimana proses penculikan sampai pembantaian terjadi. Banyaknya korban dan kekejaman tiada tara dikemudian hari dapat disaksikan melalui tulang-belulang yang berserakan dilokasi tersebut, tengkorak-tengkorak kepala yang terlepas dari raganya dapat melukiskan bagaimana nyawa-nyawa mereka berakhir diujung samurai. Bahkan saking banyaknya korban yang harus dieksekusi, dilokasi tersebut beberapa saat yang lalu sering ditemukan patahan-patahan samurai. Pada dasarnya bahwa tentara pendudukan jepang sengaja melakukan tindakan-tindakan biadap tersebut guna memberangus dan mematahkan semangat dan perlawanan masyarakat Kalimantan barat terhadap jepang. Penangkapan dilakukan dalam beberapa tahap, Pada awal pendudukan Jepang, tulis Iseki, keadaan di Kota Pontianak dan masyarakatnya sangat damai. Tidak ada gerakan anti-Jepang. Tapi pada Juli 1943, terbongkar komplotan melawan Jepang di Banjarmasin. Otaknya adalah BJ Haga bekas Gubernur Belanda di Borneo. Tentara Jepang tak memberi ampun. Haga dan 800 orang yang dituduh terlibat gerakan itu dihabisi oleh Administrator Kaigun, Iwao Sasuga. Rupanya, berdasarkan informasi dari para informan Jepang, kelompok Banjarmasin itu telah menjalin hubungan dengan para aktifis di Pontianak. Tentu informasi dari Amir, seorang informan di Tokkei ini, membuat pihak Jepang marah. Menurut amir, Manajer Asahikan sebuah bioskop di Pontianak Ahmad Maidin, malah telah menyebarkan berita fitnah yang meresahkan. Misalnya, kota Surabaya dibom dan pasukan Jepang kalah perang terus. Kabar itu tersebar pada Juli-Agustus 1943.

Pada akhir Januari 1944 terjadi lagi penangkapan tahap II. Sekitar 120 orang yang ditangkap, antara lain tokoh-tokoh Singkawang. Sedangkan penangkapan tahap III terjadi pada Februari 1944, menimpa para ambtnaar dan kaum intelektual pada zamannya. Pada 28 Juni 1944 itulah saat yang menyeramkan warga Pontianak. Waktu itu, demikian Iseki dalam bukunya, dilakukan pengadilan kilat terhadap 48 tokoh. Hari itu pula, para perintis kemerdekaan itu divonis hukuman mati dan langsung ditembak saat itu. Tawanan yang lain, yang berjumlah sedikitnya 1.000 orang papar Iseki, dipancung dengan samurai tanpa diadili. (sumber : Catatan Syafaruddin Usman MHD dalam Harian Equator).

Bagaimana mencekam dan menakutkan situasi ketika peristiwa tersebut terjadi dapat kita gambarkan melalui berbagai kesaksian baik dari korban yang lolos maupun dari keluarga korban atau para saksi mata dan pelaku sejarah.

Tajima (Prajurit Kompetai Jepang)
"saya angkat bedil serta bayonet dengan tangen yang gemetar dan dengan tuntunan sumpah serapah sang letnan yang hampir histeris. saya jalan perlahan lahan ke pria cina yang berdiri dengan muka ketakutan di samping lubang mayat,liang kubur yang ia bantu ketika menggalinya. Dalam hati saya meminta maaf kepadanya,dengan mata dipejamkan dan sumpah serapah letnan di kuping saya,saya menancapkan bayonet tersebut ke tubuh pria tersebut yang menjadi tegan itu. Waktu saya membuka mata saya,saya melihat pria itu jatuh perlahan ke liang kuburnya. Pembunuh kriminal,begitu saya memanggil diri saya"

Takahashi
“Saya ingat dan masih punya catatan tentang jumlah korban yang tertangkap ataupun terbunuh secara masal pada sekitar bulan Juni 1944, yaitu 21.037 orang. Tapi saya kurang mengetahui dengan pasti apakah semua tawanan itu dibunuh di daerah Mandor. Akan tetapi tentang jumlah korban tersebut pernah tercatat dalam sebuah dokumen perang yang tersimpan di museum di Jepang,” ucap Kiyotada Takahashi.

Lim Bak Djue atau Djuanda Rimbawidjaja. “Dari orang Tionghoa yang menjadi korban Jepang, keluarga kami paling banyak,” ujarnya. Tak tanggung-tanggung, 8 anggota keluarga besarnya dibantai tentara Jepang masa itu.

Sultan Syarif Abubakar
Sejak awal April, pemerintah Jepang di Pontianak mendengar isu akan adanya pemberontakan. Suasana kota Pontianak pun menjadi tegang. Rupanya ada yang memanfaatkan situasi itu untuk memancing di air keruh, tiba-tiba Jepang mencurigai keluarga Sultan Muhammad Alkadrie yang akan menjadi otak pemberontakan.

Hari itu ribuan balatentara Jepang mengadakan operasi kilat penangkapan orang-orang yang dicurigai. Dengan membabi buta setiap orang yang dianggap mempunyai intelektualitas –terutama para ulama—ditangkap. Sultan Muhammad sendiri bersama para punggawanya “dijemput” paksa balatentara Jepang dari istananya.

Dengan disaksikan istri, anak cucu, punggawa dan sebagian rakyatnya, raja yang ahli ibadah itu dirantai dan kepalanya ditutupi kain hitam, sebelum dibawa pergi. Yang mengharukan, sebelum dibawa pergi Sultan Muhammad Alkadrie memutar-mutar tasbih di jari telunjuknya seraya bertakbir.

Rombongan pembesar kerajaan lalu dibawa ke depan markas Jepang di sisi lain sungai Kapuas (sekarang menjadi markas Korem). Di tempat itu satu persatu kepala mereka dipenggal, kemudian dimasukkan ke truk dan dibawa pergi entah kemana. Beruntung, tujuh bulan kemudian –setelah Jepang sudah angkat kaki-- jasad Sultan Muhammad Alkadrie berhasil ditemukan di Krekot. Penemuan itu sendiri berkat laporan salah seorang penggali lubang makam yang berhasil lolos dari pembantaian serdadu Jepang.

Dan sungguh menakjubkan, meski sudah tujuh bulan terkubur, saat digali kembali, jasad sultan yang shalih itu masih utuh seperti orang yang baru saja meninggal dunia. Bahkan, menurut kesaksian para penggali, pakaian dan tasbihnya pun masih tampak bagus. Jasad Sultan Muhammad Alkadrie kemudian dimakamkan kembali di makam para sultan Pontianak di Batulayang.
Tiga puluh tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 28 Juni 1977 pemerintah daerah Kalimantan Barat meresmikan sebuah monumen perjuangan yang diberi nama Makam Juang Mandor. Monumen ini dibuat sebagai salah satu bentuk pengabdian pemerintah daerah Kalimantan Barat terhadap jasa-jasa para pahlawan daerahnya. Selain itu agar dapat menjadi cerminan generasi muda saat ini mengenai nilai-nilai kepahlawanan dan patriotik yang jika diperhatikan lambat laun semakin sirna seiring dengan perkembangan jaman.

Jika kita lihat dalam agenda peringatan hari besar nasional, Tragedi Mandor Berdarah tidak masuk dalam daftar tersebut. Tidak tahu kenapa, apakah karena lokasinya yang terpencil atau karena jumlah korbannya yang masih kurang banyak sehingga tidak terdeteksi oleh pemerintah pusat. Oleh karena itu, pemerintah daerah Kalimantan Barat mengambil kebijakan yang menetapkan bahwa setiap tanggal 28 Juni akan diperingati sebagai Hari Berkabung Daerah dimana semua pihak diwajibkan untuk menaikkan bendera setengah tiang sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap para pahlawan daerah yang telah gugur. (Diambil dari berbagai sumber)

Hanya Lewat Puisi

Kala rindu menenggelamkan jiwa memikirkan dirimu,
hanya lewat puisi ku lampiaskan semua itu.
Jeritan hati coba ku rangkai dalam kata,
mencoba melukiskan dalamnya perasaan cinta.

Kamu yang kurindu…kamu yang kusayang…
Sudah banyak puisi yang kutulis untukmu.
T’lah banyak pula yang terbaca olehmu.
Namun dirimu masih acuh dan membisu.
Membuat diriku bertanya di dalam kalbu,
akankah cintamu membalas cintaku?
atau kau biarkan cintaku layu termakan waktu?

Hanya lewat puisi aku mampu,
‘tuk ucapkan kata cinta untukmu.
Sebab tiap kali ku coba ungkapkan itu,
lidahku selalu kelu di hadapanmu.

Kamu yang kucinta…
di sini telah ku bukakan tangan ku untuk mu.
sekarang hanya tinggal bagaimana kau bersikap padaku.
Tolong beri sedikit jawaban bagiku,
agar aku tahu arti diammu.
Namun jika kau terus membisu,
ku ikhlaskan cintaku terjaga untukmu,
meski terungkap hanya lewat puisi,
yang kan selalu kupersembahkan kepadamu.

Pantai Tanjung Belandang

Pantai Tanjung Belandan merupakan obyek wisata terdekat dengan Kota Ketapang yang berjarak hanya 12 km dari pusat Kota Ketapang.kurang lebih dengan jarak tempuh 20 menit sudah sampai ke pantai tersebut.Obyek Wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat.
Pondok2 kecil untuk bersantai


Hamparan Pantai yang luas
Lokasi objek wisata ini sangat luas, sehingga sering digunakan sebagai tempat camping para pelajar dan pramuka, selain itu juga digunakan sebagai arena lomba balap motor grasstrack, olahraga pantai, sepeda air dan rekreasi lainnya bagi masyarakat umum.


Menunggu Makan Kerang dan Ale2

Disini juga tersedia peralatan wisata outbound seperti Bambu Miring, Flying Fox (Rubah Terbang), Jaring Tali, Jembatan Egrang, Jembatan Gantung, Jembatan Tarzan, Lorong Tikus dan Tangga Warna, dan juga kolam renang yang sering di kunjungi warga kota ketapang setiap hari liburnya.

Pantai Pagar Mentimun

Pantai Pagar Mentimun terletak di Dusun Pagar Mentimun Desa Sei. Nanjung Kecamatan Matan Hilir Selatan tak hanya terkenal dengan terasinya. Desa pinggir pantai ini juga terkenal sebagai daerah tujuan wisata pantai untuk Kabupaten Ketapang. Letaknya tak seberapa jauh, di sebelah selatan kira-kira 60 km dari kota Ketapang.
Walaupun berpenduduk jarang, dusun ini sudah terkenal sejak jaman Belanda. Menurut cerita, konon dusun ini merupakan tempat pelarian pelaut yang terdampar ke sebelah selatan Ketapang ini. Namun karena di sini terdapat banyak sumber ikan, maka menetaplah para pelaut tersebut di kawasan ini. Selain pantai, vegetasi di kawasan ini juga termasuk unik. Yaitu diwarnai dengan hutan semak pinus dan kayu gelam yang jarang. Kawasan ini kering dan sering terbakar karena tumbuh pada tanah pasir kwarsa yang kurus, sehingga vegetasi lain sulit untuk tumbuh.
Saya sempat singgah di Pantai Pagar Mentimun saat saya mengunjungi Padang12. lokasinya tidak terlalu jauh dari Padang12, mungkin hanya sekitar 10 menit menggunakan sepeda motor.
Menurut saya Pantai Pagar Mentimun tidak terlalu menarik sebab kurang adanya pengelolaan seperti tidak adanya plang nama objek wisata serta tidak terdapat kantin-kantin di sekitar pantai mungkin karena jarang pengunjung yang datang karena Pantai dengan Pasir Kunig dan air yang keruh serta banyaknya nyamuk-nyamuk di sekitar pepohonan tempat saya bersantai.

Mungkin dengan pengelolaan yang lebih baik dapat menjadikan lokasi ini sebagai tempat wisata yang lebih menarik. seperti pembuatan plang nama objek wisata, kantin-kantin, pondok-pondok untuk bersantai serta permainan air seperti banana boat dll..

Kamis, 20 Januari 2011

Misteri Padang 12 Ketapang

Padang 12 terletak di pertengahan antara kota ketapang dan kendawangan, atau berjarak 60Km dari kota ketapang atau 20Km dari arah Kendawangan.
Padang 12 sampai sekarang masih menyimpan sejuta tanda tanya. masyarakat mempercayai di kawasan ini dihuni komunitas bangsa Halimun atau Orang Kebenaran adalah orang suci dan jujur. ada juga yang percaya "orang kebenaran adalah golongan Jin Muslim yang bermukim di daerah tertentu. Namun sekelompok masyarakat lain juga mempercayai bahwa "orang kebenaran" merupakan keturunan malaikat Harut dan Marut. Tapi yang pasti adalah beragam cerita seputar Padang 12 di percayai masyarakat, bahkan ada cerita pertolongan yang di berikan manusia secara kebetulan telah memberkahi keturunan masyarakat itu.

Di depan Tumpukan Pasir

Disebut Padang12 karena di lokasi ini hanya 12 kilometer yang di yakini penuh dengan misteri. Kawasan ini di penuhi dengan pasir kuarsa yang ditumbuhi oleh pohon kayu putih(pinus). kendati di yakini 12 kilometer, namun pandangan kalangan tertentu, kawasan ini adalah kota besar alam gaib, bahkan harta karun juga dipercaya tertimbun di Padang12.

Di lain sisi di catatan kantor yang mengurus tentang kendaraan roda empat, setelah di survey ternyata banyak mobil-mobil mewah seperti Ferrari,Mclaren, pesawat pribadi dll terdapat di kota ketapang, tetapi mereka yang asli orang ketapang belum pernah melihat mobil-mobil tersebut apalagi pesawat pribadi segala, bandara di ketapang hanya ada 1 secara akal sehat gak mungkin ada landasan lain.
Penampakan pada kalangan tertentu pernah terjadi, sering kali warga menemukan kejadian aneh di kawasan itu, dari wujud manusia sampai babi berbulu merah pernah warga temukan di Padang12. Misalnya saja Mat Noor, perjalanan dari ketapang ke kendawangan di dalam suatu bis, dia bertemu orang tua yang memiliki jambang panjang. selama bis melaju mereka bercerita panjang sampai di kawasan Padang12, orang tua itu turun dan mengajak Mat Noor pergi, tetapi dia menolak dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bis.
Bagi orang, jika penumpang turun di kawasan itu hal yang biasa karena di kawasan itu sudah di percayai kawasan orang kebenaran. ketika ngobrol panjang di dalam bus, Mat Noor sempat mengunyah permen yang di beri, tapi bungkusannya diminta kembali. Kejadian tahun 1987 itu ternyata membuat Mat Noor bisa mengobati orang yang sakit hingga sekarang.
Pasir Putih membentuk jalan kedalam


Cerita lain, ada seorang bidan bersalin di ketapang namanya bidan Ratna, suatu malam rumahnya di ketuk oleh beberapa orang sekitar jam 2an. ternyata ada orang yang mau melahirkan dan naluri seorang bidan langsung mengeksekusi pasien, setelah selesai melahirkan mereka langsung minta pulang saja. mereka tidak mempunyai uang untuk di berikan kepada bidan sebagai ucapan terima kasih, tetapi mereka hanya memiliki sekantong kunyit(rempah untuk masak) dan bidan menerima dengan ikhlas kunyit tersebut. setelah mereka pergi, bidan pun melanjutkan tidur, keesokan paginya si bidan kaget dengan berubahnya kunyit tersebut menjadi emas. setelah diselidiki ternyata yang melahirkan pada malam itu adalah salah satu masyarakat Padang12, sampai sekarang emas tersebut masih ada di simpan oleh sang bidan.
Berbeda lagi dengan perjalanan seorang pedagang dari ketapang ke kendawangan dengan menggunakan sepeda. dalam perjalanan pedagang itu bertemu dengan orang tua dan anak kecil. oirang itu meminta air kepadanya. air yang diminta tak di berikan oleh pedagang itu. karena tak di beri orang tua itu mengatakan tidak mengapa. anehnya perjalanan pedagang itu baru sampai ke kendawangan seminggu lamanya. dia masuk keluar hutan hingga akhirnya barang yang dibawanya habis di tengah jalan karena terjatuh.
Ada juga cerita lain dalam perjalanan ada yang menahannya dan meminta rokok. bukan hanya rokok yang di beri tapi di ajak bicara dan diajak makan bekalannya. setelah orang tadi pergi, tujuan ke kendawangan hanya dikayuh dengan sepeda dalam hitungan menit.


Ada juga yang berpendapat bahwa itu daerah jin, makanya tidak bisa di lihat manusia. daerahnya dikelilingi Halimun(kabut gaib) dan ada cara untuk melihat daerah tersebut ungkapnya, yaitu:
  1. Niat kita mesti jelas (baik atau buruk), maksudnya kita harus memiliki niat atau tujuan yang bisa mereka anggap layak, seperti keinginan mempelajari ilmu gaib atau mencari harta dll.
  2. Kita harus puasa dulu,tidak boleh makan daging selama 1 minggu, hanya boleh makan nasi putih dan air putih, ini supaya badan kita tidak bau dihadapan mereka.
  3. Jika point di atas sudah dilakuin, kita pergi kesana pada malam hari jam 23:45 dan jangan lupa bawa embun pagi dari arakan pohon pisang pagi hari untuk membasuh mata kita jadi kita bisa melihat jalan kesana.
  4. Ini yang paling penting, siapkan Jantung dan Mental kita dengan baik, karena kita akan takjub malah kita mungkin tidak mau balik ke dunia manusia lagi. kalo kita sering liat Jin atau setan dengan wajah seram itu semua tidak benar. Jin atau setan ataui iblis wujudnya tidak beda jauh dengan manusia.
 Banyak orang yang ingin membuktikan keberadaan daerah itu cuma tidak pernah ada yang melihat langsung, konon katanya penduduk setempat(orang limun/orang kebenaran) mempunyai pesawat pribadi, mobil mewah dan sebagainya layaknya manusia normal, tetapi bedanya mereka tidak mempunyai belahan di bawah hidung diatas bibir.
Padang yang luas. Entah dimana awal dan ujungnya


Saat saya mendapatkan tugas kerja di ketapang, saya menyempatkan diri datang ke daerah Padang12 sebab ada yang mengatakan jika datang ke ketapang dan belum ke Padang12 itu masih belum sah. he3x
Bersama 4 rekan kerja saya pergi mengunjungi Padang12 menggunakan sepeda motor. perjalanan yang di tempuh sekitar 1,5 jam dan kami sempat rehat sejenak di jembatan pesaguan sebelum sampai di Padang12.
Jembatan Pesaguan
Padang 12


Lokasi Padang12 banyak terdapat pasir kuarsa putih yang menjulur seperti jalan yang lurus kedalam dan  di kelilingan tumbuhan-tumbuhan seperti pohon kayu putih. ada 2 buah tumpukan pasir kuarsa putih di area depan yang di percaya sebagai Gapura atau Gerbang masuk.

Kamis, 06 Januari 2011

Air Terjun Berawan

Riam Berawan ini mempunyai satu legenda tersendiri, konon dahulu kala ada seekor ular raksasa yang sedang bertempur dengan seorang panglima perang masyarakat setempat, karena panglima perang tersebut mempunyai kesaktian yang luar biasa akhirnya ular tersebut mati terpotong-potong. Anehnya potongan tersebut menjelma menjadi sebuah riam yang sangat tinggi.
Terdapat lagi cerita yang sangat unik yaitu adanya penampakan seekor rusa dari tengah riam tersebut yang memancarkan warna keemas-emasan, sehingga sampai sekarang riam ini di kenal dengan riam berawan atau riam emas.

Tanggal 26 Des 2010 pukul 09:00 kami berenam. Saya,Edy,Kasdy,Herman,Apo dan Anie(adik perempuan apo) beranjak dari rumah apo di sanggau ledo menuju ke Air Terjun Berawan. kali ini anie yang bertindak sebagai guide karena ia sudah pernah mengunjungi Air Terjun Berawan. tidak lupa kami membawa bekal makanan unuk di nikmati disana.
Air Terjun Berawan

Anie


Dengan menggunakan tiga buah sepeda motor kami menuju ke Dusun Melayang, Desa Sahan , Kecamatan Seluas. waktu yang di tempuh sekitar 1 jam dengan melewati jalan bebatuan dan tanah kuning yang becek dan licin. medannya sangat sulit dan menyusahkan, bahkan saya dua kali terjatuh dari motor karena tergelincir.

Sesampainya di Dusun Melayang, kami menitipkan sepeda motor di perkampungan sana sebab untuk menuju ke lokasi air terjun harus di tempuh dengan berjalan kaki sekitar 1 jam. kami berjalan menyusuri hutan, tidak ada penunjuk jalan di sini, beruntung kami membawa guide jika tidak pasti akan tersesat..
Di dalam hutan
Sungai kecil di dalam hutan

Di atas gunung

Setelah berjalan menyusuri hutan kami harus turun gunung dengan menerobos pepohonan. medannya sangat terjal jadi harus berhati-hati jika sampai tergelincir pasti akan terguling jatuh ke bawah.
Jalan Terjal saat turun gunung

Air terjun ini sangat jarang di kunjungi di karenakan rute yang di tempuh untuk sampai ke lokasi air terjun berawan sangat sulit dan melelahkan.
Lelah hingga buka baju (Apo)
Sesampainya di Air Terjun Berawan saya sempat terdiam takjub memandangi air terjun yang indah ini. hanya satu kata yang terlintas di benak ku yaitu Menakjubkan. ternyata ada Air Terjun seindah ini di Kal-Bar. sungguh ciptaaan tuhan yang sangat mempesona.

Air Terjun setinggi 75 meter ini di kelilingi oleh tebing-tebing yang tinggi dengan tumbuhan-tumbuhan yang masih asri dan segar. tumbuhan lumut ramai melingkari tebing-tebing di sekitar air terjun. 


Tumbuhan Lumut di bebatuan
Kasdy dan Saya
Herman


Edy dan Anie
 Percikan air dan hembusan angin yang di hasilkan oleh hempasan air terjun mencapai jarak sekitar 30 meter. jika kita mengeluarkan suara keras atau berisik maka percikan air dan hembusan angin akan bergerak menuju ke arah kita, sungguh fenomena yang sangat unik.
Percikan Air dan Hembusan Angin terasa di tempat saya berdiri
tiga orang teman bermain di belakang air terjun
Foto dari Belakang air terjun

Tidak terasa tiga jam kami lalui di Air Terjun Berawan dengan menikmati bekal makanan, berenang, dan menikmati percikan air dan hembusan angin. setelah puas menikmati keindahan air terjun berawan, kini kami harus di lelahkan kembali oleh perjalanan pulang dengan mendaki gunung dan menyusuri hutan. 
Santai diatas bebatuan

Meskipun perjalanan yang sangat melelahkan tapi saya sangat senang dengan pengalaman yang saya dapatkan, dengan keindahan alam yang saya nikmati dan dengan petualangan yang saya cintai.

 
Sekedar Hiburan
                                                

Air Terjun Riam Merasap

Dari Pontianak Pukul 07:30, Saya menggunakan sepeda motor bersama dengan 3 teman saya (Kasdy,Edy,Herman) menuju ke Air Terjun Merasap yang berlokasi di Dusun Segonde, Desa Pisak, Kecamatan Sanggau Ledo, Kabupaten Bengkayang.
Air Terjun Riam Merasap


Ada 2 Rute untuk menuju ke Sanggau Ledo Yaitu:
Rute ke-1: Pontianak-Sui Pinyuh- Anjungan-Toho-Karangan-Bengkayang-Sanggau Ledo(220 Km).
Rute ke-2: Pontianak-Sui Pinyuh-Singkawang-Bengkayang-Sanggau Ledo (300 Km).
Selisih jarak antara Rute ke-1 dengan Rute ke-2 sekitar 80Km atau 1,5 Jam Perjalanan.
Herman


Saya menggunakan rute ke-1 karena jarak yang lebih dekat dan kondisi jalan yang sudah bagus, namun harus berhati-hati karena kondisi jalan tidak terlalu besar (pas untuk 2 mobil) dan banyak binatang-binatang yang berkeliaran di jalan karena banyak perkampungan di sepanjang jalan dari anjungan ke bengkayang.

Sepanjang perjalanan saya beberapa kali berhenti untuk istirahat dan berteduh dari guyuran hujan.
Tiba di Sanggau Ledo sekitar pukul 13:30, istirahat sejenak di rumah kerabat saya yang bernama Jonedi (lebih akrab di sapa Apo). ia merupakan penduduk di sanggau ledo, di rumah dialah kami akan menginap.
Kasdy
Edy


Di temani Apo, saya menuju ke Air Terjun Merasap. di simpang empat pasar Sanggau Ledo ada penunjuk jalan menuju Air Terjun Merasap. waktu yang di tempuh sekitar 20 menit. Selanjutnya jika ingin menuju riam dan mandi dibawahnya mesti turun ke bawah di perlukan ke hati-hatian untuk turun ke bawah, sebab jalan nya terjal dan licin karena belum di buat kan tangga untuk turun.
Apo dan Saya


Air Terjun Merasap dengan ketinggian 27 Meter dengan air yang jernih dan dingin.
Percikan riam menghasilkan butiran-butiran air yang sangat menyegarkan.

Makan Siang

Masyarakat setempat menyebutnya dengan riam merasap karena pada musim penghujan dan air nya deras banyak buih-buih dari tetesan riam ini yang seperti asap.
Konon legendanya ada intan sebesar kepalan yang dijaga oleh seekor labi-labi (kura-kura putih)
Umat Katolik setiap hari-hari besarnya selalu ramai mengunjungi Air Terjun Merasap karena sejak lebih dari satu dekade lalu berdiri sebuah Goa Maria diatas Air Terjun Merasap.

Harus berhati-hati jika berenang di tengah aliran air karena sewaktu-waktu volume air akan membesar (dikarenakan turun hujan di hulu sungai) sehingga arus air juga akan membesar. dua orang teman saya sempat terbawa arus yang besar tersebut namun beruntung mereka tetap selamat meski beberapa bagian tubuh sempat terbentur bebatuan.

Tidak terasa sudah Pukul 17:00 dan saya pun segera beranjak dari Air Terjun Merasap.
Saya di ajak oleh Apo untuk bertamu ke rumah sahabatnya yang bernama Elius di Dusun Segonde. kebetulan masyarakat setempat sedang merayakan Hari Natal. orang nya sangat ramah, sehingga kami di ajak untuk makan malam di rumahnya (lumayan makan gratis. hehehe).

Setelah selesai berbincang, saya kembali ke rumah Apo untuk beristirahat karena esok hari saya akan melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Berawan't.
Edy - Kasdy - Herman - Saya.



Foto Sebelum Tidur.

Sekilas cuplikan untuk di nikmati